Peneliti Universitas Maryland telah mengungkap bukti adanya dasar laut purba yang terkubur jauh di dalam mantel Bumi. Terobosan ini tidak hanya menantang teori yang ada tentang struktur internal Bumi, tetapi juga menawarkan pandangan unik tentang masa lalu geologis planet kita.
Ilmuwan Universitas Maryland, yang dipimpin oleh peneliti pascadoktoral Jingchuan Wang, telah menemukan bukti luar biasa tentang dasar laut purba yang berada jauh di dalam mantel Bumi, yang berasal dari zaman dinosaurus. Penemuan ini, yang terletak di East Pacific Rise — batas lempeng tektonik di Samudra Pasifik tenggara — menantang teori lama tentang susunan bawah tanah dan sejarah planet kita.
Wang dan timnya, menggunakan teknik pencitraan seismik mutakhir, menembus mantel Bumi hingga kedalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menemukan area yang luar biasa tebal di zona transisi mantel, lapisan penting yang terletak antara 410 hingga 660 kilometer di bawah permukaan Bumi, yang menandai batas antara mantel atas dan bawah.
“Area yang menebal ini seperti jejak fosil dari dasar laut purba yang tersubduksi ke Bumi sekitar 250 juta tahun lalu,” kata Wang dalam sebuah pernyataan. rilis berita“Ini memberi kita gambaran sekilas tentang masa lalu Bumi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.”
Subduksi, proses ketika satu lempeng tektonik menukik di bawah lempeng lainnya, sering kali meninggalkan petunjuk seperti gempa bumi, gunung berapi, dan palung laut. Namun, alih-alih berfokus pada bukti permukaan, Wang, bersama Vedran Lekic, seorang profesor geologi, dan Nicholas Schmerr, seorang profesor geologi, meneliti gelombang seismik untuk memetakan struktur mantel yang tersembunyi.
"Anda dapat menganggap pencitraan seismik sebagai sesuatu yang mirip dengan pemindaian CT. Pada dasarnya, pencitraan seismik memungkinkan kita untuk melihat bagian dalam planet kita secara melintang," imbuh Wang.
Pencitraan seismik tim tersebut mengungkap “lempengan subduksi kuno”, yang menawarkan wawasan baru tentang hubungan Bumi bagian dalam dengan geologi permukaan.
Hebatnya, para peneliti menemukan bahwa material bergerak melalui bagian dalam Bumi lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mereka berspekulasi bahwa bagian mantel yang menebal mungkin mengandung material yang lebih dingin, yang menunjukkan beberapa lempeng samudra terhenti di zona transisi mantel.
"Kami menemukan bahwa di wilayah ini, material tenggelam sekitar setengah dari kecepatan yang kami perkirakan, yang menunjukkan bahwa zona transisi mantel dapat bertindak seperti penghalang dan memperlambat pergerakan material melalui Bumi," imbuh Wang. "Penemuan kami membuka pertanyaan baru tentang bagaimana Bumi bagian dalam memengaruhi apa yang kita lihat di permukaan dalam rentang jarak dan waktu yang sangat jauh."
Ke depannya, tim peneliti telah menetapkan tujuan untuk memperluas eksplorasi mereka ke wilayah lain di Samudra Pasifik dan sekitarnya. Wang bertujuan untuk membuat peta zona subduksi dan upwelling purba yang lebih komprehensif, yang memperkaya pemahaman tentang struktur Bumi baik di dalam maupun di permukaan.
"Ini baru permulaan," Wang menyimpulkan. "Kami yakin masih banyak lagi struktur kuno yang menunggu untuk ditemukan di bagian terdalam Bumi. Masing-masing berpotensi mengungkap banyak wawasan baru tentang masa lalu planet kita yang kompleks — dan bahkan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang planet lain di luar planet kita."
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Science Advances.