Sebuah studi baru menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dapat melindungi dari penurunan fungsi kognitif pada orang dewasa yang lebih tua, sehingga menepis mitos tentang "demensia digital". Para peneliti menyarankan bahwa penggunaan perangkat digital memperkuat ketahanan otak dan meningkatkan kesehatan kognitif.
Sebuah studi baru oleh University of Texas di Austin dan Baylor University telah mengubah kepercayaan konvensional dengan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi di kalangan orang dewasa yang lebih tua dapat meningkatkan alih-alih membahayakan kesehatan kognitif. Meta-analisis yang komprehensif, diterbitkan dalam Nature Human Behavior, menunjukkan bahwa keterlibatan digital dapat memperlambat penurunan kognitif dan mengurangi risiko demensia.
Dengan memeriksa data dari lebih dari 411,000 individu berusia 50 tahun ke atas, penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan perangkat seperti komputer, telepon pintar, dan internet memiliki efek perlindungan pada otak.
Rekan penulis dan ahli saraf bersertifikat Jared Benge, dari Pusat Memori Komprehensif UT Health Austin, mencatat pentingnya temuan ini.
"Generasi yang membawa kita pada revolusi digital kini mencapai usia di mana risiko demensia muncul," kata Benge dalam rilis berita. "Jauh dari penyebab 'demensia digital', seperti yang ditakutkan sebagian orang, kami menemukan bahwa keterlibatan teknologi secara konsisten dikaitkan dengan kesehatan otak yang lebih baik, bahkan setelah memperhitungkan pendidikan, pendapatan, dan kesehatan fisik."
Meta-analisis tersebut mensintesiskan temuan dari 57 studi terpisah, yang secara konsisten menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang menggunakan teknologi menghadapi kemungkinan lebih rendah untuk mengalami gangguan kognitif dan mengalami tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat. Hal ini memperkenalkan konsep "cadangan teknologi", yang mirip dengan cadangan kognitif yang dibangun melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup.
Cadangan teknologi dianggap memperkuat otak terhadap perubahan terkait usia melalui beberapa mekanisme. Terlibat dengan teknologi menantang pikiran dengan peluang pembelajaran baru, mempertahankan hubungan sosial, dan membantu mengimbangi gangguan memori normal terkait usia.
“Data kami menunjukkan bahwa mendorong orang lanjut usia untuk terlibat dengan teknologi, khususnya dengan cara yang membantu mengatasi, menghubungkan, dan mengimbangi masalah kognitif, dapat menjadi pendekatan yang ampuh untuk meningkatkan kesehatan kognitif,” imbuh Benge.
Implikasi dari studi ini sangat luas. Temuannya tidak hanya menghilangkan mitos tentang "demensia digital" tetapi juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan literasi digital dan penggunaan teknologi ke dalam program yang ditujukan untuk orang dewasa yang lebih tua.