Sebuah studi baru mengungkap bahwa AI dapat meningkatkan keberhasilan perawatan IVF dengan mengoptimalkan waktu penyuntikan hormon. Teknologi ini dapat memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, yang berpotensi meningkatkan peluang kehamilan dan kelahiran hidup bagi banyak calon orang tua.
Dalam sebuah terobosan penting, para peneliti telah mengidentifikasi bagaimana kecerdasan buatan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan perawatan fertilisasi in vitro (IVF). Studi tersebut, diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, dilakukan oleh Imperial College London, Universitas Glasgow, dan Universitas St Andrews, dengan kolaborasi dari dokter di Imperial College Healthcare NHS Trust.
Penelitian inovatif ini menggunakan 'AI yang dapat dijelaskan' untuk menganalisis data dari lebih dari 19,000 pasien yang telah menjalani perawatan IVF. Tujuannya adalah untuk menentukan ukuran folikel yang berkorelasi dengan tingkat pengambilan sel telur matang dan kelahiran yang sukses.
Mengoptimalkan Ukuran Folikel untuk Hasil yang Lebih Baik
Studi ini menunjukkan bahwa pemberian suntikan hormon saat folikel berukuran antara 13-18 mm menghasilkan hasil yang lebih baik. Temuan ini berbeda dengan praktik klinis saat ini, yang berfokus terutama pada folikel terbesar, berukuran 17-18 mm, sehingga berpotensi menghilangkan peluang untuk mengoptimalkan pengambilan sel telur yang matang.
Dengan menyesuaikan waktu penyuntikan hormon untuk memaksimalkan jumlah folikel berukuran menengah, pendekatan berbasis AI dapat meningkatkan jumlah kehamilan dan kelahiran yang berhasil.
Para peneliti sekarang berencana untuk mengembangkan alat AI yang disesuaikan dengan temuan ini untuk mendukung dokter dalam membuat keputusan yang lebih tepat selama proses IVF.
“IVF memberikan bantuan dan harapan bagi banyak pasien yang tidak dapat hamil, namun ini merupakan perawatan yang invasif, mahal dan memakan waktu,” kata salah satu penulis senior Ali Abbara, seorang ilmuwan klinis NIHR di Imperial College London, dalam sebuah pernyataan. rilis berita“AI dapat menawarkan paradigma baru dalam cara kita memberikan perawatan IVF dan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik bagi pasien.”
Memanfaatkan Data IVF yang Lengkap
Perawatan IVF menghasilkan banyak sekali data, yang mungkin sulit ditafsirkan secara komprehensif.
Studi ini menunjukkan bagaimana AI dapat mengelola kompleksitas data ini, menawarkan wawasan yang menyempurnakan pengambilan keputusan medis dan mempersonalisasi perawatan.
“Studi kami menunjukkan bahwa metode AI sangat cocok untuk menganalisis data IVF yang kompleks,” tambah Abbara. “Di masa mendatang, AI dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi yang akurat guna meningkatkan pengambilan keputusan dan membantu personalisasi perawatan, sehingga kami dapat memberikan setiap pasangan peluang terbaik untuk memiliki bayi.”
Aplikasi dan Implikasi Masa Depan
Potensi penerapan AI dalam IVF tidak hanya menandai kemajuan ilmiah tetapi juga membawa harapan bagi banyak pasangan yang menghadapi infertilitas. Dengan meningkatkan tingkat keberhasilan IVF, teknologi ini dapat memberikan dampak emosional dan ekonomi yang mendalam pada keluarga dan sistem perawatan kesehatan secara global.
Penelitian ini membuka pintu menuju masa depan di mana AI dapat membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan bukti, melampaui metode konvensional yang sangat bergantung pada penilaian manusia.
“AI yang dapat dijelaskan dapat menjadi sumber daya yang berharga dalam perawatan kesehatan. Ketika taruhannya sangat tinggi untuk membuat keputusan sebaik mungkin, teknik ini dapat mendukung pengambilan keputusan dokter dan menghasilkan hasil yang lebih baik bagi pasien,” kata penulis senior Thomas Heinis, seorang profesor dalam manajemen data di Imperial College London, dalam rilis berita tersebut.
Tim akan mencari pendanaan untuk membawa alat AI mereka ke uji klinis.