Universitas Birmingham meluncurkan platform JAMS, yang memungkinkan musisi berkolaborasi secara langsung menggunakan avatar responsif. Inovasi ini menjanjikan untuk menghadirkan keajaiban pengalaman musik secara langsung ke dunia virtual, meningkatkan praktik, pengajaran, dan pertunjukan.
Universitas Birmingham telah meluncurkan inovasi inovatif yang menjanjikan untuk merevolusi dunia musik virtual. Platform Joint Active Music Sessions (JAMS), yang dikembangkan melalui penelitian interdisipliner, memungkinkan musisi untuk terlibat dalam sesi latihan, pertunjukan, dan pengajaran yang realistis menggunakan teknologi avatar.
“Seorang musisi merekam dirinya sendiri dan mengirimkan video tersebut ke musisi lain. Perangkat lunak tersebut menciptakan avatar responsif yang diputar secara sinkron sempurna dengan mitra musiknya. Yang Anda perlukan hanyalah iPhone dan headset VR untuk mempertemukan para musisi untuk tampil, berlatih, atau mengajar,” kata Massimiliano (Max) Di Luca, seorang profesor di University of Birmingham yang memimpin tim pengembangan, dalam sebuah pernyataan. rilis berita.
Platform JAMS melampaui lingkungan musik virtual tradisional dengan menggunakan avatar yang menangkap kehalusan dan nuansa pertunjukan musik. Avatar ini dapat secara realistis meniru gerakan busur pemain biola atau memungkinkan kontak mata yang bermakna antara anggota band virtual, sehingga meningkatkan interaksi musik secara keseluruhan.
Tidak seperti kolaborasi musik virtual lainnya, JAMS menghilangkan masalah latensi.
“Latensi adalah jeda antara produksi suara dan saat suara tersebut sampai ke pendengar, dan pemain dapat mulai merasakan efek latensi serendah 10 milidetik, membuat mereka 'tidak selaras', memecah konsentrasi mereka atau mengalihkan mereka dari aspek teknis permainan,” tambah Di Luca.
Dikembangkan selama proyek Augmented Reality Music Ensemble (ARME), JAMS didukung oleh algoritma dinamis yang menangkap penyesuaian tepat waktu antara para pemain. Proyek inovatif ini menyatukan para ahli dari bidang psikologi, ilmu komputer, teknik, musik, ilmu olahraga, dan matematika.
"Kami ingin menghadirkan keajaiban bermain musik secara langsung ke dunia virtual. Anda dapat mengadaptasi avatar yang dimainkan orang lain atau belajar bermain lebih baik melalui latihan dengan seorang maestro," tambah Dr. Di Luca.
Dengan menawarkan latar belakang yang realistis dan mendalam serta menjaga wajah avatar sejajar dengan mata, JAMS meningkatkan rasa keterhubungan di antara para musisi. Platform ini membuka peluang baru bagi musisi berpengalaman maupun pemula untuk tampil dalam kelompok virtual interaktif, yang mengarah pada kemungkinan konser virtual berskala besar dan metode pengajaran musik yang inovatif.
Selain itu, JAMS memiliki potensi komersial, termasuk fitur untuk lipsync, dubbing di media, dan menciptakan kembaran digital musisi. Avatar ini dapat dilisensikan untuk berbagai aplikasi, mempromosikan cara baru untuk memanfaatkan katalog dan hak penerbitan.